Selamat Jalan Da’i Sejuta Umat



Jakarta, Pena Rakyat - Inalillahi wa ina ilahi roji’un. Zainuddin Muhammad Zein atau biasa dikenal sebagai KH Zainuddin MZ (lahir di Jakarta, 2 Maret 1951)  meninggal di Jakarta, 5 Juli 2011 pada umur 60 tahun sebelum sempat menjalani perawatan di RSP Pertamina, Jakarta. Kita semua sebagai umat Islam dan juga warga negara Indonesia, khususnya warga Jakarta, merasa kehilangan seorang tokoh panutan dan seorang pemuka agama Islam di Indonesia yang populer melalui ceramah-ceramahnya di televisi. Julukannya adalah "Da'i Sejuta Umat" karena da'wahnya yang dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Sekedar membuka kilas balik perjalanan hidup dan karier beliau, kami coba paparkan biografi  da’i sejuta umat ini.
Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi asli. Sejak kecil memang sudah nampak mahir berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Madrasah Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir, hingga beliau dijuluki ‘Da’i Sejuta Umat”. Bahkan isi ceramah Zainuddin MZ merambah hingga dunia rekaman.Tak terhitung berapa banyak kaset berisi ceramah beliau yang beredar dan dikoleksi di masyarakat. Di layar kacapun, ceramah beliau sering menyapa pemirsa, terutama pada bulan suci Ramadhan.
Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain da’i juga sebagai politikus. Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PBNU itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku lama nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU.
Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Pada 20 Januari 2002 K.H. Zainudiin M.Z. bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai tahun 2006.

Selamat jalan Pak Kyai. Semoga segala amal baik beliau mendapat ganjaran yang setimpal oleh Allah SWT, dan diampuni segala dosa sertakesalahannya. Amin

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Pena Rakyat © 2011 Design by Admin Pena Rakyat